Ampana, IndoglobeNews
Miris, proyek pengadaan dua buah Kapal Roro Dinas Perhubungan Tojo Una Una, Sulawesi Tengah bernilai Miliaran rupiah hanya mangkrak dan Mubazir begitu saja.
Proyek Pengadaan Kapal Roro sedianya dianggarkan untuk sarana transportasi laut oleh masyarakat yang berada dibeberapa daerah di Kepulauan Togean dan sekitarnya hanya menjadi isapan jempol. Ada dua buah kapal yang sudah beberapa tahun hanya bisa terparkir dipelabuhan rakyat diwilayah kota Ampana.
Salah satu warga dipelabuhan Batang Polo sebut saja Abd Ramang Dg Baso menuturkan kepada wartawan Media ini beberapa waktu lalu. Menurutnya sejak kapal tersebut didatangkan di pelabuhan, hanya dilakukan uji coba satu kali, setelah itu kapal tersebut hanya diparkir dipelabuhan dan menjadi tontonan warga setiap hari seperti yang terlihat saat ini

“Kapal tersebut menurutnya tak layak dan bisa untuk berlayar. Bukan disebabkan oleh bahan bakar yang tak tersedia, melainkan kapal yang awalnya dirancang akan di operasikan menjadi kapal penumpang dipastikan akan tenggelam bila dipaksakan berlayar.
Sebab kata dia kapal tersebut dinilai salah rancang dan banyak item yang tidak menunjang untuk bisa berlayar dilautan lepas.
“Iya benar bila dilihat sepintas kapal itu bagus bila dipandang mata, seolah mewah. Padahal secara teknis kapal itu tak dapat di operasikan. Bahkan saat uji coba salah satu Kapten yang biasa disebut Kep, tak berani untuk mengoperasikannya, tandasnya.
Akibatnya Kapal Laut yang disediakan sejak tahun 2023 silam oleh Pemerintah Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tojo Una-Una tidak berfungsi sejak 3 tahun lamanya. Hal tersebut memberikan kesan negatif terhadap masyarakat yang seharusnya digunakan untuk sarana transportasi laut menuju walea kepulauan dan didaerah kepulauan Togean.
Padahal transportasi laut tersebut dapat digunakan untuk menjangkau akses yang sulit bagi masyarakat yang berada diwilayah kepulauan.
Dua kapal yang diproyekan oleh pemerintah dua tahap berturut turut itu bernilai pantastis yang bernilai miliaran rupiah. Satu kapal saja dianggarkan Rp.11,4 miliar. Bila dikalikan dua kapal yang terlihat mangkrak dipelabuhan Ampana tak dapat memberikan azas manfaat kepada warga masyarakat pesisir didaerah kepulauan. Tandasnya.

“Ia menambahkan, ironisnya baik Dinas Perhubungan maupun pihak DPRD Tojo Una Una hanya bisa terdiam dan ikut menyaksikan keberadaan kapal yang sebelumnya diperuntukan untuk kepentingan rakyat di Kepulauan.
Dari fakta yang terlihat didepan mata para wakil rakyat Tojo Una Una maupun aparat penegak hukum seperti Kejaksaan yang menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk dapat menuntaskan persoalan hukumnya, agar uang rakyat tersebut tidak sia sia, maka diharapkan Kajari Touna dan jajarannya dapat mengambil langkah hukum dengan melakukan pemeriksaan penyelidikan dan penyidikan biar menjadi terang benderang duduk Persoalannya.
“Kejaksaan bisa memeriksa mereka yang ahli dibidang perkapalan dan kelautan. Dengan demikian semuanya dapat terungkap dengan benar dan tidak menimbulkan fitnah ditengah Masyarakat Tojo Unauna, ungkapnya.
” padahal bila dilihat dari peruntukannya, kapal sebagai sarana transportasi laut sangat memberikan azas manfaat masyarakat sehingga memberikan dampak peningkatan ekonomi yang baik bagi masyarakat lokal terkait dengan hasil bumi dan produk lokal.

Anggaran yang digelontorkan untuk pengadaan Kapal Bus Air Roro Sejumlah Rp. 11,4 Miliar tersebut “kami harapkan Aparat Penegak Hukum dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak tutup mata dan telinga terhadap permasalahan ini.
Masyarakat megharapkan kapal tersebut beroperasi kembali agar uang negara yang bersumber dari uang rakyat yang diturunkan melalui pemerintah daerah dapat berfungsi dan bermanfaat untuk rakyat. Dengan kata lain “dari rakyat untuk rakyat”.
” proyek transportasi laut yang disediakan oleh pihak pemerintah daerah dengan anggaran 11,4 Miliar namun tidak berfungsi sudah bertahun tahun kami menduga ada kejanggalan dan penyimpangan sehingga tak dapat dioperasikan sebagaimana peruntukannya. Ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Tojo Una-una, Idrus yang dikonfirmasi Media ini Senin (12/5) membenarkan bahwa persoalan kapal tersebut sudah ditangani pihak Polda Sulteng hingga saat ini. Jadi kami siap mengikuti saja mekanisme penanganan pihak Polda Sulteng, karena persoalan itu sudah ada pihak yang melaporkan, pungkasnya**.
(K.Saputra)