Solo-Indoglobe News
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan gelaran Rock in Solo tetap akan dihelat meski tetap ada pembatasan seiring batalnya penerapan PPKM level 3. Pertunjukan musik cadas itu rencananya dihelat 18 Desember mendatang di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo.
“Masih tetap jalan, lha kenapa? Penontonnya kan kita antigen dulu, enggak masalah. Kan sudah dapat izin dari satgas juga,” ujar Gibran singkat, Rabu (8/12).
Pernyataan putra sulung Presiden Jokowi tersebut bertolak belakang dengan Kepala Staf Presiden Moeldoko, saat mengunjungi pusat pengembangan baterai listrik PUI PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa kemarin.
Moeldoko mengatakan meski batal diterapkan, namun ada sejumlah pembatasan yang juga diberlakukan. Terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi saat masyarakat hendak bepergian atau menggelar kegiatan. Di antaranya tes PCR maupun antigen.
“Banyak pembatasan-pembatasan untuk itu. Perkumpulan-perkumpulan dibatasi hanya 50 orang, tidak boleh ada hiburan yang ada penontonnya, tidak ada olahraga yang ada penontonnya. Seperti sepak bola itu, ada penontonnya tidak boleh,” katanya.
Menurut dia, di satu sisi, Presiden Jokowi memberikan kelonggaran, namun pada sisi lain memberikan penekanan atas penegakan protokol kesehatan.
Sebelumnya panitia penyelenggara Rock In Solo, Stephanus Adjie mengemukakan, pertunjukan musik bertajuk Apokaliptika, A Journey Of Rock In Solo, tersebut akan digelar secara hybrid. Dengan jumlah penonton langsung hanya 500 orang. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Rock In Solo awalnya tahun 2004, niatnya ingin senang-senang akhirnya jadi acara tahunan. Hingga 2015 menjadi perhelatan terakhir Rock In Solo, karena setiap mengadakan acara ini selalu terkendala sponsor dan venue,” ujar Adjie saat konferensi pers, Senin (22/11).
Adjie bersyukur tahun ini Rock in Solo bisa digelar kembali meski dengan bentuk pertunjukan musik dan bukan festival.
“Karena dengan kondisi pandemi seperti saat ini, tidak mungkin menggelar Rock In Solo seperti biasanya,” katanya.
Adjie mengaku telah berdiskusi dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terkait rencana tersebut. Selain itu panitia juga berkoordinasi dengan Satgas Covid-19. Hingga akhirnya mendapatkan perizinan, meskipun dibatasi 500 penonton offline dan duduk.
“Acara ini sebagai pemanasan untuk menggelar Rock In Solo sebenarnya tahun depan. Jadi marwahnya Rock In Solo akan kembali tahun depan. Apokaliptika menjadi kebangkitan Rock in Solo,” katanya.
Apolakiltika akan menghadirkan grup musik cadas, Down For Life. Selama dua jam pertunjukan, Down For Life juga akan berkolaborasi dengan seniman Gondrong Gunarto yang akan mengkolaborasikan musik rock dengan musik gamelan. Ada tiga gamelan yang digunakan yakni Gamelan Jawa, Gamelan Bali, dan Gamelan Banyuwangi.
Selain itu, Down For Life juga akan berkolaborasi dengan Endah Laras, Doel Sumbing dari band Pecas Ndahe, Whawin Laura dan lainnya.
“Meski berkolaborasi dengan seniman lainnya tapi ini tidak meninggalkan marwah Rock In Solo,” katanya.(dd)