
SRAGEN INDOGLOBENEWS.COM.– Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sragen menunjukkan komitmen serius terhadap peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru dengan menggelar acara besar yang mengundang sekitar 1.500 guru dari jenjang PAUD, TK, hingga SD. Acara yang bertujuan meningkatkan kapasitas pendidik ini dilaksanakan di Gedung Kartini Sragen pada Senin, (20/10/2025).
Ketua KNPI Sragen, Galih Candra Bayu Aji, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata kepedulian KNPI terhadap para guru yang merupakan “pengantar generasi Indonesia Emas 2045.”
“Guru adalah garda terdepan dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pendidikan di Kabupaten Sragen mendapat perhatian lebih,” ujar Galih.
KNPI Sragen berkomitmen membuat program terpadu, salah satunya dengan menggandeng para guru dalam inisiatif Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini bertujuan membantu guru mencapai kemandirian finansial. “Jika ekonominya freedom (merdeka, red), guru akan lebih enak mengajar dan tidak terbebani,” jelas Galih.

Selain itu, KNPI juga menyoroti masalah dinamika hukum yang kerap menimpa pendidik. Galih memastikan KNPI siap memberikan pendampingan hukum bagi guru yang menghadapi kasus.
“Banyak pengurus KNPI yang berlatar belakang pengacara. Kami siap memfasilitasi dan mendampingi secara hukum bagi guru jika ada kasus serupa di Sragen,” tegasnya.
Komitmen ini sekaligus merespons isu nasional mengenai kriminalisasi guru yang memberikan tindakan tegas di sekolah, yang justru berujung pada penonaktifan tugas mengajar.
Acara peningkatan kapasitas ini menghadirkan pembicara utama Syafii Efendi, Presiden OIC Youth Indonesia (Organisasi Kerjasama Islam/OKI Youth Indonesia).

Syafii Efendi turut menekankan tantangan terbesar yang dihadapi guru adalah masalah ekonomi. Menurutnya, hingga saat ini, beban mengajar dan pendapatan masih belum seimbang (tidak balance).
Ia mendorong para guru untuk meningkatkan kapasitas diri, khususnya dalam public speaking skill dan entrepreneur skill.
“Ini soal mindset. Entrepreneur itu tidak selalu soal barang, bisnis tidak harus punya toko, punya gedung. Bisnis dimulai kapanpun dan di manapun, asalkan punya network yang kuat,” papar Syafii.
Ia meyakini, dengan menghilangkan tekanan ekonomi, kualitas mengajar guru akan meningkat. Syafii juga berpesan agar guru tidak larut dalam keluhan.”Pemerintah memang harus proaktif, tetapi urusan pemerintah banyak. Jadi, kita tidak perlu mengeluh, kita kerja di area kekuatan kita,” pungkasnya. (Wah)