
Kegiatan tahunan ini menjadi simbol pembentukan karakter, disiplin, dan kemandirian bagi siswa kelas 10. Angkatan 63.
disela sela kesibukannya
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki turut serta hadir dalam kegiatan tersebut. Kehadirannya bukan sekadar sebagai kepala daerah, tetapi juga sebagai alumni SMKN 1 tahun 1985. Turut menyemangati siswa/i yang akan menjalani proses pengukuhan dan pembaretan.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga atas tradisi pembaretan yang masih terjaga sejak tahun 1964.
“Tradisi ini bukan hanya simbol, tetapi nilai yang membentuk mental juang dan karakter siswa SMK,” ujar Ayep.
Upacara pembaretan tahun ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, Paskibraka, hingga Badan Narkotika Nasional (BNN). Mereka turut memberikan pembekalan materi kedisiplinan dan sebagainya.
Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan mampu menanamkan nilai moral serta jiwa kepemimpinan sejak dini.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah kunci utama keberhasilan siswa di masa depan.
Ia berpesan agar generasi muda terus menumbuhkan kreativitas, inovasi, serta komitmen pada kejujuran.
“Kita bisa punya teknologi canggih, tapi tanpa kejujuran dan integritas, semua akan sia-sia” ucapnya dengan tegas.
Ayep juga menyoroti bahwa lulusan SMK memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang.
“Saya salah satu buktinya. Lulusan SMK bisa menjadi kepala daerah, pengusaha, bahkan tokoh nasional. Asalkan kita punya semangat, karakter kuat, dan disiplin tinggi,” katanya.
Kegiatan pembaretan kali ini juga menjadi ajang silaturahmi lintas angkatan. Sekitar 100 alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni (IKA) Stekmensi hadir menyaksikan prosesi. tradisi pembaretan ini.
Mereka berasal dari berbagai angkatan, mulai tahun 1970-an, 1980-an hingga 2000-an. Nuansa nostalgia terasa ketika para alumni mengenang masa-masa pembaretan mereka dahulu.
Ketua IKA Stekmensi Kota Sukabumi, Bapak Asep , menyampaikan bahwa pembaretan bukan hanya kegiatan simbolik, melainkan warisan nilai perjuangan.
“Kami dulu mengalami hal yang sama. Dari sinilah kami belajar arti disiplin, tangguh, dan kerja keras. Nilai itu yang membawa kami bertahan di dunia kerja dan usaha,” ucap Asep.
Ia menambahkan, pembaretan menjadi momen penting untuk menumbuhkan karakter generasi tangguh.
“Kita ingin siswa SMKN 1 terus berjuang, berani menghadapi tantangan, dan siap mengarungi dunia industri. Karena dari sekolah inilah lahir para pejuang sejati,” tuturnya.
Wakil kepala bidang Kesiswaan Hendarsyah saat di temui Indoglobe newd.com menjelaskan bahwa tahun ini sebanyak 842 Siswa mengikuti Diklatsar Panca Waluya, Program ini sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Barat agar peserta didik memiliki kemandirian, sikap dan kedisiplinan tinggi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini penting dalam membentuk pondasi karakter siswa SMK yang siap menghadapi dunia industri. Ia menekankan etologi dan kepedulian Sosial. “Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar secara teknis, tapi juga peka terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu kegiatan Pembaretan kali ini hanya di fokuskan di sekitar area sekolah,” tandasnya.
Acara pembaretan kali ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya, acara kali ini melibatkan peranserta seluruh orang tua murid yang mengambil bagian dari kepanitiaan
Demi terwujudnya acara tradisi pembaretan ini semua dewan kelas menunjuk salah satu orang tua murid yang juga merupakan alumni angkatan 2983/1984 Abidin Abdurohim yang dipilih oleh para dewan kelas untuk ambil bagian dari kepanitiaan sebagai ketua panitia .
Kegiatan pun ditutup dengan penyematan pembaretan kepada siswa/i menandai lahirnya generasi baru penerus tradisi dan kebanggaan SMKN 1 Kota Sukabumi. (DM).
